E+ = Happiness
Setiap insan di dunia ini pasti suka jika ditolong, hal ini merupakan fitrah manusia sebagai mahkluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain. Harapan yang senantiasa ingin diwujudkan dalam kehidupan ini yaitu kelapangan batin, kelapangan rizki dan lain sebagainya. Intinya yang selalu dituju oleh setiap insan di dunia ini adalah happiness atau kebahagiaan hidup.
Banyak jalan menuju roma, demikianlah kata pepatah sebagai suatu motivasi dalam pencapaian suatu expektasi atau harapan, hal inilah kiranya yang menjadikan manusia rela melakukan apapun untuk mencapai kebahagiaan itu.
Banyak faktor yang dapat menjadikan atau mendatangkan suatu kebahagiaan dalam kehidupan ini diantaranya cinta, kekuasaan, harta dan lain sebagainya. Akan tetapi jika seseorang tidak dapat memahami core value dari kebahagiaan itu maka apa yang ia dapatkan hanyalah sebuah kesenangan yang sifatnya hanya sesaat dan bukan tidak mungkin dapat berubah menjadi petaka dalam kehidupannya.
Seorang pencuri merasa dirinya bisa mendapatkan kebahagiaan dari hasil ia mencuri atau merampok harta milik orang lain, padahal harta yang ia dapatkan dari jalan yang tidak benar tersebut membuat batinnya selalu merasa was-was, selalu dihantui perasaan yang membuat dirinya tidak tenang jika perbuatannya sampai diketahui orang lain dan melaporkannya kepada polisi. Hal ini sungguh sangat berbeda dengan seseorang yang mendapatkan rezekinya dari jalan yang halal meski harus berpeluh keringat membanting tulang dan ia pandai mensyukuri apa yang didapatkan, terlebih lagi bisa berbagi dengan sesamanya, maka kebahagiaan sudah pasti dapat diraihnya.
Oleh karenanya pemahaman akan hakekat kebahagiaan itu sendiri harus diketahui, sehingga segala sesuatu yang kita kerjakan dan kita perjuangkan untuk mewujudkan kebahagiaan itu tidak hanya memuaskan batin kita, tetapi juga dapat melapangkan dan menjernihkan hati serta pikiran kita.
Untuk dapat menggapai kejernihan hati dan kelapangan batin, tiada lain kita mesti dapat memberi makan pada jiwa kita dengan makanan yang bersifat spiritual/batiniah. Makanan batin inilah yang nantinya akan menjadikan jiwa kita menjadi sehat layaknya raga kita yang senantiasa kita jaga dengan makanan bergizi yang bersifat materi/fisikis.
Esensi dari kebahagiaan, tiadalah lain jikalau kita telah dapat merasakan simpati, empati dan hasrat yang begitu hangat saat kita dapat mendistribusikan sesuatu serta berbuat sesuatu yang begitu bermanfaat kepada lingkungan sekitar kita. Meski tidak terlalu besar nilainya akan tetapi, jika ketulusan serta keikhlasan hati yang menjadi motivatornya, maka niscaya kita akan dapat merasakan apa yang disebut kebahagiaan.
Kehangatan yang kita rasakan merupakan efek dari energi positif yang kita berikan bagi lingkungan kita. Semakin peka hasrat kita untuk memberikan sesuatu maka energi yang kita dapatkanpun semakin besar, yang akan membuat diri kita begitu lapang dan begitu bahagia.
Maka mulailah dengan sedekah terkecil kita namun besar manfaatnya, seperti sebuah senyuman tulus iklhas pada sesama. Jika tidak dari yang terkecil maka takkan sanggup kita untuk dapat memberikan yang besar. Bukankah seseorang yang paling berarti dan mulia dalam hidupnya adalah ia yang dapat bermanfaat bagi sesamanya, maka janganlah ragu untuk melepaskan E+ (energi positif), lakukanlah sekarang!.
(Powered by YoPhie -April’05-).
Komentar
Posting Komentar